Selasa, 27 September 2011

PENDIDIKAN YANG BAIK

Salah satu masalah di negeri kita ini adalah masalah pendidikan yang tidak ditangani dengan baik. Sarana dan prasarana juga tidak merata disetiap daerah. Perhatian pemerintah dirasa masih kurang tepat untuk mencapai mutu pendidikan yang baik.
Dana duapuluh persen dari APBN  diharapkan dapat memajukan pendidikan di Indonesia. Masalah sekarang adalah, alokasi dana duapuluh persen itu mungkin tidak tersalur dengan baik. Mungkin lebih tepatnya, dana duapuluh persen itu tidak tahu mau dibuat untuk apa.
Masalah pendidikan di bangsa ini ternyata sangat kompleks. Komponen-komponen yang menunjang tercapainya pendidikan yang baik harus dengan benar untuk diperbaiki. Kesejahteraan guru menjadi salah satu perhatian pemerintah selama ini. Gaji guru pun mengalami kenaikan setiap tahunnya. Lantas, apakah mutu pendidikan menjadi lebih baik? Bukan sedang merendahkan guru, tetapi barangkali para guru pun perlu evaluasi diri tentang pengabdian diri terhadap pendidikan. Mungkin perlu evaluasi dan supervisi yang ketat terhadap guru-guru (khususnya guru PNS).
Bagaimanapun, guru menjadi perhatian khusus untuk tercapainya pendidikan yang berkualitas. Pembekalan-pembekalan guru terus dilakukan berupa pelatihan. Dana untuk pembekalan ini juga tidak sedikit, sehingga sangat disayangkan jika tidak dipergunakan dengan baik.
Sarana dan prasarana tentu juga harus diperhatikan dengan benar. Bukan sekedar ada. Ketika sarana dan prasarana sudah tersedia, tentu pengelola pendidikan harus memanfaatkannya dengan baik. Maka sangat disayangkan jika pengelola pendidikan tidak dapat menggunakan sarana yang sudah tersedia. Misalnya saja, tersedianya laboratorium, apakah pengella pendidikan (guru) sudah memanfaatkan ini dengan baik, sehingga bukan sekedar pajangan di sekolah?
Akses ke pendidikan juga sangat perlu diperhatikan. Bayangkan saja, siswa-siswi saya harus berangkat jam 5 pagi, berjalan sejauh 5 kilometer melewati pematang sawah untuk mendapat angkutan umum ke sekolah. Angkutan umum ini tentu hanya sampai ke terminal. Dari terminal butuh perjalanan 2 kilometer lagi untuk tiba disekolah. Siswa-siswi saya melakukan itu setiap hari. Dengan pakaian kumal dan rasa lelah, para siswa sering mengantuk dan tak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Yang sangat disayangkan adalah, para guru tidak memberikan pelayanan yang baik ke siswa. Bahkan ada saja guru yang hanya menyuruh seorang siswa menulis di papan tulis untuk kemudian ditulis oleh siswa lainnya dibukunya. Percuma usaha para siswa datang berlelah datang ke sekolah tetapi pelayanan guru tidak baik. Harusnya, ketika para siswa mengantuk, guru akan berusaha membuat pembelajaran yang menarik sehingga para siswa pulang membawa pelajaran yang berharga.
Kreatifitas guru dalam pembelajaran dikelas sangat dibutuhkan. Memang, banyak siswa lebih menginginkan tidak ada pelajaran disekolah. Keinginannya adalah main dan bercengkerama dengan teman-temannya. Seorang guru tentu tidak boleh mngikuti keinginan siswa ini. Maka guru perlu terus mengolah kreatifitas sehingga para siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Bagi saya, peran terbesar dalam pencapaian pendidikan yang berhasil terletak pada guru. Bagian guru menjadi sangat penting. Maka perhatian besar adalah kepada guru, termasuk kesejahteraan, pembekalan, supervisi dan lain-lain.
Selamat mengabdi kepada guru-guru di Indonesia.
Jika yang baik kita lakukan, maka tentulah jerih payah kita akan menuai hasil yang baik juga.

sditalkhalifa.sditalkhalifa.blogspot.com

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
  • Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
  • Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
  • Infant (0-1 tahun)
  • Toddler (2-3 tahun)
  • Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
  • Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun

    baniarif2011